2nd Day Escape to Pekanbaru

Hey, have you read the first post about this? Okay, let's continue ;)

Review sedikit untuk yang belum membaca, saya pergi ke Pekanbaru untuk mengikuti pelatihan jurnalistik untuk mahasiswa PTS wilayah kopertis X.

 Hari ke-2 

Dokumentasi: Fani

Acara dimulai dari pukul 08.00 cuma ngaret seperti acara yang sudah-sudah. Hal ini Indonesiawi sekali. 

Get back after we got up, kita siap-siap dan suatu ketika ada sms masuk ke saya bunyinya, 
"Ayo kawal pemanfaatan subsidi BBM & kompensasi bagi yang berhak! Pengaduan ketik BBM (spasi) isi pesan. Kirim ke 1708". 
Eh, salah, bukan yang itu. Yang bener isinya, "Kapan acaranya mulai? Makanan silahkan diambil di bawah" tanpa contact name, cuma nomer doang. Saya pun dengan santainya bilang, "Oke, ini registrasi jam 7.30 :D" Pake emot :D broh! Setelah saya tanya ke Fani ternyata itu nomernya Warek broh! Emotnyaaa~ T_T

Setelah emot itu, kita ke bawah nyari makan gratis. Kita masih tetap mencari anak-anak yang ikut pelatihan. Tapi semua berubah ketika negara api menyerang! Jadi, pas kita makan, itu anak yang kita liatin sendalnya waktu papasan di jalan dateng! Nah, lo! Mereka juga kayaknya kebingungan sama kami dan akhirnya mereka ikutan makan di meja kami. Finally we got new friends, guys! Mereka dateng dari Dumai namanya Seta sama Dwira. So far temen saya sama Fani cuma mereka. 

Lanjut, kita dapat materi tentang basic jurnalistik mulai dari sejarah jurnalistik sendiri hingga mencari dan menulis berita. 

Pembicara kita yang pertama menjelaskan tentang serba serbi jurnalistik termasuk sejarahnya. Jadi, jurnalistik itu pada awalnya ada pada masa Romawi kuno saat Julius Caesar berkuasa. Nah, jadi setiap ada berita, mereka  tempel di papan pengumuman yang namanya 'Acta Diurna' secara zaman dahulu kala belum ada instant messenger kayak sekarang :D Acta diurna sendiri berasal dari kata diurnal which means daily. Kemudian orangnya disebut dengan diurnarii kalo salah benerin :3 

Naah, ternyata yang kasih kita materi itu artis, men, artis! Cek videonya di mari:



Skip. 

Sesi berikutnya kita diberikan beberapa pemahaman mendasar mengenai berita seperti hard news dan soft news. Mungkin untuk lebih jelas silahkan tanya si mbah. 

Singkatnya, hard news itu adalah berita berat. Dasarnya sendiri 5W + 1H dan pastinya mengedepankan fakta dan kudu aktual. You really need to have a serious face for this, lol. Contoh beritanya gini, Seekor Sapi Tewas Gantung Diri. Nah baru di sini dijabarkan bagaimananya. Misalnya Sapi gantung diri dini hari tadi karena tidak tahan dengan sikap majikan, ujar saksi mata Sementara majikan menyangkal hal ini and bla bla bla.

Sementara soft news itu berita ringan. Soft = ringan :D Kalau di-hard news mengedepankan fakta maka di-soft news ini kita bisa menulis sesuai keinginan kita, tentang sebuah topik secara lebih mendalam, terus soft news ini juga nggak ada basinya. Kebanyakan soft news ini mengangkat tema-tema yang berhubungan sama human interest, untuk lebih lengkapnya  silahkan browsing sodara-sodara XD Jadi intinya bisa apa aja. CMIIW. Err, contohnya tentang budaya ngaret yang lestari di negeri ini :v

abis ini kita break bentar---

Kita kedatangan pembicara dari Riau Pos. Di sini lebih ke sharing. He talked a lot about journalism based on his experience. Tentang pengalamannya nyari berita, pengalaman temen-temennya bikin depth reporting. Serunya itu pas beliau cerita kalau untuk mendapatkan berita kayak gini, kadang wartawannya harus nyamar, semacam spy di film-film gitu untuk bisa mendapatkan berita :v No doubt, wartawan itu adalah salah satu pekerjaan terkeren di atas bumi menurut saya.

Di sesi yang lain, bapak ini bercerita tentang kepahlawanan wartawan. Bapak ini bercerita tentang koperasi fiktif, dimana akhirnya si pemilik koperasi fiktif ini meminta agar tulisan tentang itu tidak diterbitkan. Cuma jadi wartawan itu berat juga, habisnya bisa aja disuap atau dikejar-kejar kalau memang itu kasus bahaya. Seperti bapak ini yang menolak untuk disuap *hands clap*

Like people says, pen is sharpener than sword. Pengaruh tulisan itu lebih banyak karena dia melibatkan pihak-pihak terkait serta pembaca, otomatis lingkupnya lebih besar. Lingkup yang besar berarti reaksi yang banyak. Mungkin saya lebih setuju kalau mahasiswa memberikan ide atau pemikirannya lewat tulisan daripada harus demo dan merusak fasilitas publik :D

Sekali lagi. Wartawan adalah salah satu pekerjaan terkeren di bumi.

---

Malamnya saya sama Fani hunting oleh-oleh di sekitar hotel. Kita ke toko oleh-oleh yang saya lupa namanya. Pokoknya itu satu-satunya tempat buat nyari oleh-oleh yang bisa kita temukan. 

Awalnya sih kita mau naik angkot, cuma kita nggak tahu rutenya. Jadi kita skip rencana itu. 

continue to day 3 on the next post ;)

Komentar

Postingan Populer