Dilema 2 Jurusan

Finally, hari yang berat ini terlewati :)

loh? emang berat kenapa? 
Baiklah, saya akan mencoba menjawab hal ini. hehe
Kita semua mungkin tau, di sekolah menegah atas (SMA) ada yang namanya penjurusan. IPA atau IPS. Dulu sih ada jurusan Bahasa juga, tapi pas jaman dahulu kala *Lebay* mungkin jaman papa mama waktu masih sekolah.

Which one did you choose? Social or science class?
I decided to choose science class than social class. Science class is where I be now.

Jujur aku nggak bisa itung-itungan kalo di IPA. Udah gitu di IPS nggak ada pelajaran yang bikin aku tertarik. Sistem itulah yang bikin aku bingung dan harus memilih satu di antara mereka  *aseeek*. Seandainya boleh milih subjek mata pelajaran sendiri kayak di luar negri, pasti udah bahagia nih aku :')
Pilihan akhirnya jatuh ke IPA. Yeeaaahh!!

kan kamu nggak bisa itung-itungan. Gimana sih? 
Yaaa, mungkin nggak ya nggak bisa itung-itungan dipengaruhi sama gen orang tua? Masalahnya di keluarga aku nggak ada yang jago matematika. Kalau ditanya bisa apa, jawabannya jago bahasa semua. Oma yang pensiunan dosen sastra inggris, papa yang bisa bahasa itali, sedikit bahasa arab dan perancis.
Walaupun nggak ada jurusan bahasa, si mamah paling jago dalam masalah meracuni pikiran anaknya *maap ya*.

percakapan aku sama si mama:
Mama : Qis *nama panggilan aku*. Nanti mau jadi apa? *pake' bahasa Padang*
Aku    : Jadi arsitek kalo nggak designer :D
Mama : Gimana kalau jadi dokter? Nanti kalau penghasilannya besar kan bisa masuk sekolah design terus buka butik, bisa bikin les-lesan dll.
Aku    :oh, iya juga ya ma *kemakan omongan si mama*


Mulai saat itu aku bertekad buat bikin si mama happy serta dapet pekerjaan yang oke dan kemudian aku mutusin masuk jurusan IPA. Walaupun harus ketemu fisika dan kimia -___-


Hahah, Kata pepatah, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

Walaupun harus ketemu fisika, matematika dan kimia ga jadi masalah. Mau dapat 4,3,2,1 dan 0 sekalipun atau harus remed berkali-kali, beribu-ribu atau berjuta kali ga jadi masalah *lebay*

Emang masih tahan di IPA?
Mau nggak mau ya ditahan-tahanin, bisa nggak bisa dibisa-bisain dan sanggup nggak sanggup disanggup-sanggupin. Intinya cuma kerja keras dan kamu akan bisa bertahan.

Yakin?
Hmm, sebenarnya kejadian hari ini bikin aku berpikir 2 berkali-kali bahwa aku memang harus ada di sana. Dihantam fisika ama kimia bertubi-tubi dan serangan lagi ama fisika pas pulang sekolah. Pokoknya fisika ama kimia kira-kira totalnya 6 jam-an.

Reaksi waktu belajar fisika di labor pulang sekolah:
-1 jam pertama masih connect
-30 menit berikutnya mulai overload
-15 menit terakhir overheat
-5 menit sebelum pulang error

Akhirnya aku mikir, masih pantaskah berada di sini? Kenapa coba masuk IPA. Mungkin salah jurusan kali ya?  Masuk IPA tapi ga becus ngitung, parah + keliatan bego


Tapi liat deh, kalo masuk IPA bisa masuk apa aja ntar pas kuliah *dapet pencerahan*


At the end I think that there is no problem to try something even you do not like it, no matter what will happen, at least I tried to do my best :-).

Komentar

Postingan Populer