Awali Hari Tanpa Air (Part III)

Setelah ngucek mata di pagi hari dan hawa dingin berhembus, rasanya malas sekali untuk bangun. Pantas saja, rumah Uda ini letaknya di pinggang Gunung Sago yang berada d 2.261 m diatas permukaan laut. Gunung ini terlihat jelas dari belakang rumah. Sayang waktu cuaca tidak begitu cerah, gunungnya bersembunyi dibalik kabut.

Hidden volcano D:
Pagi dimulai dengan jalan-jalan di sekitaran rumah. Saya, Sri, Upi, Tek ya diajak muterin komplek oleh Ni Ii, nyonya rumah :3 Di daerah ini, selain ada rumah ada juga ladang jagung, ubi, pisang dan lain-lain. 

Jalan-jalan pagi-pagi

Nah, itu pas lagi jalan-jalan. Jarang juga liat orang yang lagi jalan di sana. Walaupun sudah mulai cerah, tetap saja dingin -.-" Saya jalan paling belakang, di depan saya ada Luthfi atau biasa dipanggil Upi, statusnya pelajar di PAUD. Plis panggil saya pake nama aja, jangan panggil tante, Pi :3 Heheeuu


Anak ini (Upi) dapat mainan baru, makanya sumringah.

Setelah bermukim di kota bertahun-tahun, akhirnya saya kembali melihat tanaman jagung ini. Waaa!!! Jaguuuung!!! Di Batam nggak ada ladang jagung :3 Mungkin karena tanahnya kali ya, soalnya Batam tanahnya merah.

Jagung :3

Berhubung nggak bawa perlengkapan mandi dan baju ganti saya nggak mandi padahal mandi pagi itu wajib hukumnya. Nggak apa-apa deh, yang penting jalan-jalan -.-" kita pun berangkat ke rumah Teh Dadang. Karena Uda nggak bisa ikutan, akhirnya Tek Dadang yang diajak jadi guide. Plus Tante Weni, Edo, Arif dan Ridwan, anaknya. Edo ini masih SMA terus Arif masih SD. Nah Ridwan ini temenan sama Upi. Temen gua siapaaaa?!!! :v maap OOT.

Suasana menuju Kelok 9. Pohon dimana mana :3

Satu hal yang paling saya suka setiap berkunjung ke Sumatera adalah hutan yang dilalui di sepanjang jalan. Semoga hutannya tetap sama seperti dulu.

Komentar

Postingan Populer