IMYP: Makassar - Majene

Dua setengah jam saya habiskan dengan tidur di pesawat. Pukul 8 saya tiba di bandara Hasanuddin. Saya berjalan untuk mengambil bagasi. Namun manajemen bandara yang kurang baik membuat pendatang kebingungan saat akan mengambil bagasi karena konveyor yang digunakan kurang jelas. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bagasi juga cukup lama. Mungkin sekitar 30 menit.. atau lebih.

Setelah saya keluar, saya duduk di kursi hitam dekat pintu kedatangan. Baru kali ini saya datang ke suatu event, cuma belum liat ada panitia, hingar bingar atau apapun. Jangan-jangan ini penipuan! Tapi saya udah terlanjur sampai di Makassar dan udah beli tiket PP Hahaha. Soalnya waktu itu panitia cuma bilang dijemput di bandara, dan meeting point-nya nggak sedetail itu. Meskipun begitu, tetap saja saya tunggui sembari makanin sisa roti yang dikasih di pesawat. Makan sendiri, mana banyak laler pas makan -..- I felt so miserable.

Berhubung di grup FLS ada anak Makassar, saya kontaklah anak yang namanya Rara. She said she will come! Berkat sinyal yang nggak tau gimana caranya bisa delay parah, pesan dari Rara baru masuk pas udah sore dan saya udah mau berangkat ke Majene, saya belum berkesempatan bertemu dengan Rara :')

Waktu itu saya nungguin Pipin juga, delegasi dari IPB cuma asal Medan. Kita udah kontakan sejak saya geret-geret koper di Soetta dan bilang kalau penerbangan dia jam 5.50 dari Jakarta. Sambil nungguin Pipin saya dihubungin sama panitia. Ternyata mereka nyariin, dan saya bertemu dengan Riska, Sugi dan Yusuf. Riska ini peserta asal Makassar, sementara Yusuf dan Sugi adalah panitia IMYP. Akhirnya mereka muncul! Kesendirian saya pun berakhir. Terlebih pula pesawat Pipin telah mendarat.

Saya bertemu dengan beberapa delegasi lain. Misalnya Afri dari Palembang yang udah stranded di bandara dari tengah malem sebelumnya. Terus Iqbal dan Azwar dari Nusa Tenggara. Ada juga Yuki dari Vietnam sama Momoka dari Jepang. Momoka suka nggak sengaja kita panggil Momoko, untungnya kita nggak manggil dia Momogi. Meskipun mereka dari Vietnam sama Jepang, tapi sebenernya mereka lagi stay di Indonesia karena lagi ikutan exchange dan belajar Bahasa Indonesia. Jadi kita ngomong pake Bahasa Indonesia aja -_-

Sempat ada kejadian di bandara. Jadi ada si Tika dari Semarang, dan saya-sebagai-anak-sok-friendly mencoba memperkenalkan diri. Sebelumnya udah nanya ke Iqbal atau Azwar, dan mereka bilang yang duduk di kursi seberang adalah peserta. Sementara di kursi seberang ada tiga orang. Pertama, saya dan Pipin kenalan sama si Tika, shakehand gitu. Nah, setelah saya kenalan sama Tika, saya salaman sama orang sebelahnya. "Nama saya Qisti.." Kepedean saya membuat mereka terbengong-bengong. Bukan, bukan karena saya charming. Tebak kenapa? Karena mereka bukan peserta program :'v

Untuk menghabiskan waktu. Kita ngobrol-ngobrol sekaligus mecahin suasana biar nggak kaku. Setelah ngobrol, ternyata ada kesamaan di antara kita, perserta dari Indonesia. Kebanyakan dari mereka gagal untuk ikutan #menyapanegeriku ngahahahaha! Namanya belum jodoh, ya? Makanya kita dipertemukan di acara IMYP ini. Jodohnya IMYP, bukan #menyapanegeriku :")

Nah, setelah peserta ngumpul, kita jalan ke bus. Kita butuh 8 jam dari Makassar ke Majene. Majene, dibaca dengan e keras, seperti Sulawesi. Di jalan kita sempat singgah beberapa kali untuk sholat, dan makan jagung di Barru. Ngomong-ngomong jagungnya warna kuning pucat. Nggak kayak jagung di tempat saya yang warnanya kuning. Rasanya? Enak dooong. Selesai makan kita lanjutin perjalanan. 


Makan jagung di Barru

Sejauh bus itu membawa kita, sejauh itu juga saya nggak tau kalau ternyata sinyal indosat nggak ada! Soalnya bapak saya nanyain anaknya udah dimana. Jadi berasa kayak hilang dari peradaban begitu sinyalnya 'X'. Kirain emang handphone lagi error. Ternyata nggak! Oh, well, sampai jumpa peradaban!!! Setelah sampai Majene agaknya saya bakal punya misi baru untuk ngabarin orang rumah kalau saya baik-baik aja.

Di Majene kita dibagi ke 2 hotel. Penginapan B'Nusabila dan Villa Bogor. Luckily, saya dapet tempat di B'Nusabila bareng sama anak-anak yang dateng pagi tadi, kecuali si Pipin. Di B'Nusabila ini isinya Indo semua. Kita diturunin di sini, sementara bus melanjutkan perjalanan ke Villa Bogor. Dari sini kita geret-geret koper cantik ke dalem penginapan. Saya dapat kamar nomor 9. Dan di depan masing-masing pintu ada nama dan asal negara.

Jam 4 pagi ada yang ngetok pintu. Tebak siapa? Yak, itu Urwha, roommate saya yang baru sampai. Jadi dia ini ikut rombongan kedua karena pesawatnya dateng sorean. Setelah saya buka pintu, saya perkenalan diri terus lanjutin tidur lagi. Roommate kurang ajar emang gue! Nyahahaha.

Komentar

Postingan Populer