Pinjaman Kuliah di Negara Tetangga
Banyak kendala yang dialami seseorang ketika berada di masa transisi antara SMA dan perguruan tinggi. Di satu sisi ada yang mau melanjutkan studi ke perguruan tinggi, di sisi lain ada yang memilih untuk bekerja. Alasanya bermacam-macam, ada yang mau ngumpulin uang buat kuliah, membiayai keluarga, atau malah berkeluarga hehe.
Di postingan kali ini, saya bakal membahas tentang transisi di masa-masa galau antara SMA dan perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia. Kenapa Malaysia? Erm, oke. Jadi berhubung adik saya kuliah di sana, dia bercerita tentang gimana Malaysia peduli dengan pendidikan.
Apa yang menjadi hambatan melanjutkan perguruan tinggi di Indonesia? Nah, salah satunya adalah biaya. Iya, biaya. Tau sendiri, kan, biaya untuk masuk kuliah mahal, nggak semua sih, tapi kebanyakan mahal. Universitas negeri dan swasta biayanya hampir sama 11 12. Kecuali kalau kamu jenius dan mendapat beasiswa which is.. kamu harus 'gontok-gontokan' dengan pelajar seluruh Indonesia buat dapetin satu kursi. Nggak beda jauh dengan rebutan kursi di DPR? :o
Sedikit cerita ketika saya lulus SMA dan berada pada masa-masa galau. Waktu itu di sekolah saya ada beasiswa pemprov. Berhubung ini beasiswa penuh, dan kuotanya juga nggak banyak, akhirnya kita coba apply, lumayan gratisan. Kemudian kami ngumpulin file yang diminta dan dikirim ke ibukota provinsi yaitu Tanjung Pinang. Saat itu, saya diajak Sri untuk mendaftar.
Pada suatu hari, si Sri bilang sama saya kalau semua berkasnya dikirim balik ke sekolah dan keadaannya.. bukan sulap bukan sihir, pokoknya kucel dan mapnya berbeda, padahal ketika kami kirim, mapnya rapi dan bagus. Waktu itu, si Sri dan bapaknya datang ke sekolah meminta penjelasan. Beberapa minggu kemudian setelah ditelusuri, ternyata yang masuk adalaaaaaah JRENG JRENG JREEEENG!!! Seperti hal 'lazim' lainnya.. Yang diterima adalah: anak-anaknya orang dinas, anak, keponakan, saudara, tetangga, terserah deh -__-
Gimana sistem di negara sebelah? :v
Kalau sistem di kita, menurut sepengetahuan saya, pemerintah memberikan bantuan berupa beasiswa kepada mereka yang terpilih. Nah, pelajar yang nggak mendapatkan beasiswa ini nggak jelas nasibnya gimana.
Sedangkan di Malaysia, menurut cerita adik saya, mereka bisa meminjam dana dari pemerintah untuk melanjutkan pendidikan. Istilahnya student loan. Ini opsi buat mereka yang ingin melanjutkan pendidikan. Sebagai konsekuensinya, mereka diwajibkan untuk membayar pinjaman ini setelah menyelesaikan studi. Setidaknya, mereka punya pilihan yang lebih baik untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
Setelah ditelusuri, saya menemukan PTPTN. Jadi mereka bisa meminjam di PTPTN (Perbadanan Tanggung Pendidikan Tinggi Nasional) untuk biaya kuliah. Di webnya tertulis sebuah agensi di bawah kementrian pendidikan Malaysia. Awalnya PTPTN ini dimulai pada tahun 1997. Sedikit kutipan dari webnya:
Skim Pembiayaan Pendidikan PTPTN diwujudkan bagi tujuan untuk memberi pembiayaan pendidikan kepada pelajar yang mengikuti pengajian di Institusi Pendidikan Tinggi (IPT) tempatan. Pembiayaan pendidikan ini akan membolehkan pelajar membiayai sepenuh atau sebahagian yuran pengajian dan juga kos sara hidup sepanjang tempoh pengajian mereka di IPT. Sekaligus, membuka lebih banyak peluang kepada semua golongan pelajar untuk melanjutkan pelajaran di peringkat pendidikan tinggi. http://www.ptptn.gov.my/
Sebenarnya di Indonesia juga ada pinjaman seperti ini, namun bukan dari pemerintah, melainkan dari foundation. Dan juga, ada beberapa bank yang menawarkan pinjaman untuk dana pendidikan. Namun, nggak banyak yang tau soal ini. Termasuk saya.
Di sisi lain, pinjaman seperti ini dirasa memberatkan mereka. Karena pada akhirnya mereka harus mengembalikan pinjaman. Namun di satu sisi, mereka diberikan kesempatan berupa opsi pinjaman untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Perlukah pemerintah bikin student loan? :D
Perlukah pemerintah bikin student loan? :D
Komentar
Posting Komentar
Ada pertanyaan, kripik dan saran?