MEA 2015

Jadi beberapa hari yang lalu, saya ikut seminar tentang Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional yang diadakan oleh KEMENDAGRI. Mengingat mahasiswa adalah agent of change #eaaa saya akan menginformasikan materi yang disampaikan di acara tersebut.

Pada dasarnya konsep masyarakat ASEAN 2015 itu dasarnya ada 3. Pertama, masyarakat sosial budaya ASEAN, kedua, masyarakat ekonomi ASEAN dan yang ketiga, masyarakat politik dan keamanan ASEAN. Nah, tapi di sini saya akan membahas yang kedua, masyarakat ekonomi ASEAN.

Pertama, apa itu MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
MEA atau bahasa kerennya AEC (Asean Economic Community) ini adalah kesepakatan dimana negara-negara di Asia Tenggara terintegrasi. Nantinya diharapkan kalau kesepakatan ini menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, kemudian punya daya saing tinggi, memiliki perkembangan ekonomi yang merata dan yang terakhir, jadi region yang terintegrasi di ekonomi global.

Lantas bagaimana prosesnya?
Oke gini, MEA itu nggak jadi segampang membalikkan telapak tangan dan perlu waktu lama untuk membuat kesepakatan ini. Jadi, awalnya dimulai dari tahun 1977 dengan nama PTA (Preferential Trade Agreement) kemudian AFTA (Asean Free Trade Area) pada 2010 dan terakhir AEC 2(Asean Economic Community) 2015. 

Dalam perkembangannya sendiri, ASEAN juga mengadakan kerja sama dengan negara lain seperti China, Korea, Jepang, Australia & New Zealand dan India.

AEC BLUEPRINT 2015



These are some random facts, kebetulan nggak nemu chart-nya di google, jadi chart-nya nyusul :D

Pasca FTA, ekspor Indonesia ke negara mitra FTA meningkat lebih cepat (14,6%) dibandingkan sebelum FTA (4,0%). Pertumbuhan ekspor ke negara non-FTA sebesar 11,5%.



Studi McKinsey: 
Pusat pertumbuhan ekonomi bergeser ke Timur dengan kecepatan 140km/tahun.

Asia tidak hanya basis produksi, namun juga pasar yang luas yang didukung dengan pesatnya pertumbuhan kelas menengah dengan daya beli tinggi.

Cuma apakah negara-negara harus saling terintegrasi?
Kalau negara nggak terintegrasi, negara nggak akan bisa maju. Sama halnya dengan manusia yang nggak bisa hidup sendiri. Mau nggak mau pasti membutuhkan bantuan orang lain. 

Apa saja produk unggulan ekspor Indonesia ke ASEAN?
  1. Tekstil dan produk tekstil: Malaysia, Thailand dan Vietnam
  2. Elektronik: Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam
  3. Karet: Singapura
  4. Produk hutan: Malaysia, Vietnam, Singapura dan Thailand
  5. Alas Kaki: Singapura
  6. Otomotif: Thailand, Philipina, Malaysia, Singapura, dan Myanmar
  7. Udang: Vietnam, Singapura dan Malaysia
  8. Coklat: Malaysia, Singapura, Philipina dan Thailand
  9. Kopi: Malaysia dan Singapura
  10. Kulit dan produk kulit: Vietnam, Malaysia, Thailand dan Philipina
  11. Peralatan dan instrumen medis: Singapura, Malaysia, Thailand dan Philipina
  12. Rempah-rempah untuk obat: Malaysia, Singapura, Thailand dan Vietnam
  13. Makanan olahan: Malaysia, Philipina, Singapura, Cambodia, Thailand dan Vietnam
  14. Essential oil: Singapura
  15. Ikan dan produk ikan: Thailand, Vietnam, Singapura dan Malaysia
  16. Produk kerajinan: Singapura dan Malaysia
  17. Perhiasan: Singapura, Thailand dan Malaysia
  18. Bumbu (spices): Vietnam, Singapura, Malaysia dan Thailand
  19.  Peralatan tulis selain kertas: Malaysia, Thailand, Philipina dan Singapura
Apa saja peluang yang diberikan MEA/AEC?
  • MEA akan mendorong arus investasi masuk ke dalam negeri yang menciptakan multiplier effect.
  • Pasar tunggal memudahkan pembentukan joint venture dengan perusahaan di kawasan ASEAN sehingga lebih memudahkan akses bahan baku yang belum dapat dipasok dari dalam negeri.
  • Pasar tunggal menciptakan pasar yang mencakup wilayah seluas 4,47 juta km persegi dengan potensi pasar lebih kurang sebesar 601 juta jiwa.
  • Meningkatkan kecepatan perpindahan manusia dan modal.
  • Meningkatkan bargaining power yang dimiliki oleh masyarakat dalam menentukan pilihannya di tengah banyaknya produk dan kemudahan yang ditawarkan.
  • Meningkatkan transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang.
Tantangan yang sekiranya akan dihadapi dalam MEA/AEC?
  • Proaktif menempatkan ASEAN sebagai tujuan ekspor
  • Menjadikan ASEAN sebagai product network
  • Menjadikan ASEAN sebagai investment destinations
  • Memanfaatkan peluang pasar sektor jasa di ASEAN
  • Memanfaatkan permodalan dari ASEAN
  • Daya saing supply domestik relatif rendah
  • Konektifitas yang rendah
  • Kompetensi SDM belum maksimal
  • Tingkat persaingan semakin ketat
  • Tuntutan investor asing dan domestik makin tinggi
  • Konsumen semakin kritis dan memiliki preferensi
Bagaimana Indonesia menjawab tantangan?
  • Melalui peningkatan efisiensi usaha dan kualitas produk.
  • Riset pasar dan networking dengan mitra lokal.
  • Promosi produk dan mengikuti pameran.
  • Mengikuti misi dagang ke negara tujuan ekspor.
  • Membangun komunikasi dan kerjasama yang erat dengan Kementerian Perdagangan untuk mengakses informasi peluang untuk menyusup ke pasar yang menguntungkan serta mengatasi rintangan masuk pasar.
  • Mampu beradaptasi dan sensitif terhadap kebutuhan, gaya hidup, dan tren negara tujuan ekspor.
  • Inovasi dalam mengembangkan jaringan kerja, mengembangkan produk serta pemasarannya.
Untuk info lebih lanjut langsung aja ke sini
Sekian dulu postingan saya, kurangnya saya minta maaf -_-

http://aseanwatch.org/wp-content/uploads/2012/10/Untitled1.png
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcReFKBkMwuwj8yCZCYXYfHilneJzjTREZa8MbS4ZFJWbV3cFDLgPw

Komentar

Postingan Populer